TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menargetkan 14 perjanjian dagang yang akan diselesaikan pada tahun depan. Sampai saat ini, kata dia, Kemendag terus melangsungkan perundingan dengan negara yang bersangkutan. “Kami sedang fokus pada perundingan. Selain itu, pertemuan dengan pelaku usaha juga penting,” ujar Agus, Selasa 19 November 2019.
Dalam komunikasi dengan pelaku usaha, Agus mengatakan telah mendapatkan masukan yang berkaitan dengan perdagangan internasional, akses pasar, dan juga peningkatakan kualitas produk dalam negeri. Selain itu, kata dia, pelaku usaha juga masih mengeluhkan aturan yang masih menghambat iklim usaha. Dalam waktu satu bulan ke depan, Agus mengevaluasi sejumlah kebijakan, seperti penyederhanaan aturan ekspor dan pengendalian impor.
Agus mengatakan nantinya Kemendag tak akan bekerja sendiri. Dalam hal perjanjian dagang, Kemendag akan membagi tugas dengan Kementerian Luar negeri. Agus mengatakan Kemenlu nantinya fokus pada diplomasi perdagangan, sementara pelaksanaan teknis –seperti menentukan kebijakan, akan di bawah kewenangan Kemendag. “Kami memastikan tidak akan ada overlapping. Jadi semacam tandem,” ujar Agus.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memprioritaskan lima perjanjian dagang. Perjian tersebut antarala lain perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), Indonesia-Morocco Preferential Trade Agreement (IM-PTA), dan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IP-PTA).
Kemudian, Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA) dan Indonesia -Turki CEPA (IT-CEPA). Meski begitu, Agus mengatakan Kemendag tetap mengejar 14 perjanjian dagang pada tahun depan.
Baca Juga:
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan isu kelesuan ekonomi saat ini sempat menjadi pembicaraan hangat dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN di Bangkok beberapa waktu lalu, khususnya masalah investasi dan perdagangan.
Retno mengatakan dalam situasi ini investasi memiliki peran penting. Namun, kata dia, dalam implementasinya harus dilakukan dengan fokus pada produktivitas tinggi.